A. NAMA PENDEKATAN
RATIONAL EMOTIVE BAHVIOR THERAPY
B. SEJARAH PERKEMBANGAN
REBT diciptakan dan dikembangkan oleh Albert Ellis (1950an),
seorang psikoterapis yang terinspirasi oleh ajaran-ajaran filsuf Asia, Yunani,
Romawi dan modern yang lebih mengarah pada teori belajar kognitif. Asal-usul
terapi rasional-emotif dapat ditelusuri dengan filosofi dari Stoicisme di
Yunani kuno yang membedakan tindakan dari interpretasinya. Pada mulanya Ellis
menggunakan psikoanalisis dan person-centered therapy dalam
proses terapi, namun ia merasa kurang puas dengan pendekatan dan hipotesis
tingkah laku klien yang dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka. Hal inilah
yang memotiviasi Ellis mengembangkan pendekatan rational emotive dalam
psikoterapi yang ia percaya dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan
efek terapeutik. Ellis mengembangkan teori A-B-C, dan kemudian dimodifikasi
menjadi pendekatan A-B-C-D-E-F yang digunakan untuk memahami kepribadian dan
untuk mengubah kepribadian secara efektif. Pada tahun 1990-an, Ellis mengganti
nama pendekatan tersebut dengan Rasional Emotive Behavior Therapy atau
yang biasa kita singkat menjadi REBT. Sampai saat ini, REBT merupakan salah
satu bagian dari cognitive behavior therapy (CBT).
C.DEFINISI RATIONAL
EMOTIVE BAHVIOR THERAPY (REBT)
Menurut Ellis (dalam
Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa REBT merupakan terapi yang sangat
komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi,
kognisi, dan perilaku. Menurut Corey (2005: 241) RET adalah aliran psikoterapi
yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berpikir rasional dengan jujur maupun untuk berpikir irrasional dan jahat.
Berdasarkan pada apa yang telah dijelaskan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling REBT adalah suatu bentuk bantuan terhadap klien melalui konseling individu yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku yang memiliki potensi untuk berpikir rasional maupun irrasional dan konseling REBT ini merubah keyakinan irrasional menjadi rasional.
Berdasarkan pada apa yang telah dijelaskan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling REBT adalah suatu bentuk bantuan terhadap klien melalui konseling individu yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku yang memiliki potensi untuk berpikir rasional maupun irrasional dan konseling REBT ini merubah keyakinan irrasional menjadi rasional.
D.KARAKTERISTIK
KONSELING
Secara khusus, pendekatan ini berasumsi bahwa individu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Individu
memiliki potensi yang unik untuk berfikir rasional dan irrasional.
2. Pikiran irasional
berasal dari proses belajar, yang irasional didapat dari orangtua dan
budayanya.
3. Manusia
adalah makhluk verbal dan berfikir melalui simbol dan bahasa. Dengan demikian,
gangguan emosional yang dialami individu disebabkan oleh verbalisasi ide
dan pemikiran irrasional
4. Gangguan(self
verbalising) yang terus menerus emosional yang disebabkan oleh
verbalisasi dan persepsi serta sikap terhadap kejadian merupakan akar
permasalahan, bukan karena kejadian itu sendiri.
5. Individu
memiliki potensi untuk mengubah arah hidup personal dan sosialnya.
6. Pikiran
dan perasaan yang negatif dan merusak diri dapat diserang
denganmengorganisasikan kembali persepsi dan pemikiran, sehingga menjadi logis
dan rasional.
E. HAKIKAT MANUSIA
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapi (REBT) memandang
manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem
perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu. Keberfungsian individu
secara psikologis ditentukan oleh fikiran, perasaan dan tingkah laku. Tiga
aspek ini saling berkaitan karena satu aspek mempengaruhi aspek lainnya.
TAHAP-TAHAP
KONSELING
TAHAP I
Proses dimana konseli diperlihatkan dan disadarkan bahwa mereka
tidak logis dan irrasional. Proses ini memnbantu klien memahami bagaimana dan
mengapa dapat terjadi irrasional. Pada tahap ini konseli diajarkan bahwa mereka
mempunyai potensi untuk mengubah hal tersebut.
TAHAP II
Pada tahap ini konseli dibantu untuk yakin bahwa pemikiran dan
perasaan negatif tersebut dapat ditantang dan diubah. Pada tahap ini konseli
mengeksplorasi ide-ide untuk menentukan tujuan-tujuan rasional. Konselor juga
mendebat pikiran irasional konseli dengan menggunakan pertanyaan untuk
menantang validitas ide tentang diri, orang lain dan lingkungan sekitar. Pada
tahap ini konselor menggunakan teknik-teknik konseling REBT untuk membantu
konseli mengembangkan pikiran rasional.
TAHAP III
Tahap akhir, konseli dibantu untuk secara terus menerus
mengembangkan pikiran rsional serta mengembangkan fillosofi hidup yang rasional
sehingga konseli tidak terjebak pada masalah yang disebabkan oleh pemikirian
irasional.
Tahap-tahap ini merupakanproses natural dan berkelanjutan. tahap
ini menggambarkan keseluruhan proses konseling yang dilalui oleh konselor dan
konseli.
TEORI RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT)
Teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) pertama kali
dikembangkan oleh Albert Ellis. Teori REBT merupakan kombinasi dari konsep
humanistik, filsafat, dan terapi perilaku (behavior therapy). Pendekatan REBT
merupakan salah satu pendekatan yang mengintegrasikan aspek behavioral,
kognitif, serta afeksi, yang berorientasi pada membangun kognisi dan perilaku
konseli yang menekankan pada berfikir, menilai, memutuskan, menganalisis, dan
bertindak.
Teori REBT dimulai dengan ABC:
A = ACTIVATING EXPERIENCES = pengalaman-pengalaman pemicu, seperti kesulitan-kesulitan keluarga, kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang kita anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan.
B = BELIEFS = keyakinan-keyakinan, terutama yang bersifat irasional dan merusak diri sendiri yang merupakan sumber ketidakbahagiaan kita.
C = CONSEQUENCe = konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negative seperti panic, dendam, dan amarah karena depresi yang bersumber dari keyakinan-keyakinan yang keliru.
Setelah rumus ABC, Ellis menambahkan rumus D dan E untuk terapis mengatasi masalah tersebut:
D = DISPUTe = melawan keyakinan-keyakinan irasional itu.
E = EFFECTS = klien menikmati dampak-dampak psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
F. KELEMAHAN
DAN KEKUATAN
v KEKUATAN
Pendekatan
ini jelas, mudah dipelajari dan efektif. Kebanyakan klian hanya
mengalamisedikit kesulitan dalam mengalami prinsip ataupun terminologi REBT.
Pendekatan
ini ddapat dengan mudahnya dikombinasikan dengan teknik tingkah laku lainnya
untuk membantu klian mengalami apa yang mereka pelajari lebih jauh lagi.
Pendekatan
ini relatif singkat dan klian dapat melanjutkan penggunaan pendekatan ini
secara swa-bantu.
Pendekatan
ini telah menghasilkan banyak literatur dan penelitian untuk klian dan
konselor. Hanya sedikit teori lain yang dapat mengembangkan materi biblioterapi
seperti ini.
Pendekatan
ini terus-menerus berevolusi selama bertahun-tahun dan teknik-tekniknya telah
diperbaiki.
Pendekatan
ini telah dibuktikan efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental parah
seperti depresi dan anseitas
v KELEMAHAN
Pendekatan
ini tidak dapat digunakan secara efektif pada individu yang mempunyai gangguan
atau keterbatasan mental, seperti schizophrenia, dan mereka yang mempunyai
kelainan pemikiran yang berat.
Pendekatan
ini terlalu diasosiasikan dengan penemunya, Albert Ellis. Banyak individu yang
mengalami kesulitan dalam memisahkan teori dari ke-eksentrikan Ellis.
Pendekatan
ini langsung dan berpotensi membuatkonselor terlalu fanatik dan ada kemungkinan
tidak merawat klien seideal yang semestinya.
Pendekatan
yang menekankan pada perubahan pikiran bukanlah cara yang paling sederhana
dalam membantu klien mengubah emosinya.
·
DAFTAR
PUSTAKA
·
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and
Psychotherapy, 9th. Belmont, California : Brooks/Cole.
·
Nelson-Jones, R. 2011. Theory and Practice of
Counseling and Therapy, 4th.Terjemahan
Helly Prajitno & Sri Mulyantini. 2012. Jakarta : Pustaka Pelajar
·
Komalasari, Gantina. Teori dan Teknik Konseling.
2011. Jakarta : Indeks
·
Parrot III, L. 2003. Counseling and Psychotherapy.
Pacific Grove, 2nd. CA: Brooks/Cole.
·
Gladding, Samuel T. 2009. Konseling: Profesi yang
Menyeluruh (edisi enam). Terjemahan P.M. Winarno & Lilian
Yuwono. 2012. Jakarta: PT. Indeks.
·
Thomson, A. Rosemary. 2003. Counseling
Techniques, 2nd. London : Roudledge
·
Ellis, Albert & Dryden, Windy. 1997. The Practice
of Rational Emotive Behavior Therapy, New York : Springer
Publishing
·
Dryden, Windy & Neenan, Michael. 2006. Rational
Emotive Behavior Therapy : 100 Key Point . New York : Routledge
·
Corey Gerald. 2003. Teori
dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan E.Koeswara. Bandung: Refika
Aditama.
·
Latipun.
2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM Pres.
·
Willis, S. Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan
Praktek. Bandung : CV. Alfabeta.
Did you hear there's a 12 word phrase you can communicate to your man... that will induce intense emotions of love and instinctual appeal to you deep inside his chest?
ReplyDeleteThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, please and guard you with his entire heart...
12 Words That Fuel A Man's Desire Instinct
This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will make him try better than ever before to to be the best lover he can be.
Matter of fact, fueling this all-powerful impulse is absolutely important to getting the best ever relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...
...You will instantly notice him open his mind and heart to you in a way he never experienced before and he will recognize you as the only woman in the world who has ever truly fascinated him.